Langsung ke konten utama

3 Alasan Kaum Milenial Harus Belajar Ilmu Kewarganegaraan





Generasi milenial sangat berperan dalam pembangunan di Indoensia. Apalagi kini antusiasme generasi milenial dalam berkarya membangun Indonesia semakin tinggi. Banyak generasi muda yang mulai berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dengan mengadakan program-program kreatif yang sesuai skill dan passion mereka.

Potensi ini ditunjang dengan kedekatan mereka dengan teknologi serta penguasaan teknologi yang relatif lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Hal senada disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto. Beliau meyakinkan bahwa generasi milenial akan memainkan peran penting dalam pembangunan Indonesia kedepan. Data menyebutkan bahwa dewasa ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang. Sedikitnya 49,5 persen pengguna internet berusia 19-34 tahun atau anak-anak diusia muda. Mereka berinteraksi atau melek teknologi karena aktivitas mereka yang tidak dapat terlepas telepon pintar atau smartphone

Sayangnya kenyataan ini juga dibarengi dengan kenyataan pahit atas kerusakan moral yang juga terus terjadi pada gerenerai milenial kita. Hadirnya teknologi ternyata banyak merampas generasi mudah untuk melakukan berbagai tindakan menyimpang yang tidak sesuai dengan nilai dan moral yang dianut bangsa ini. Disinilah peran pendidikan Kewarganegaraan diperlukan. Ada 3 alasan penting mengapa generasi emas bangsa ini harus mendapatkan pendidikan kewarganegaraan yang baik sesuai ajaran agama.

1. Hadirnya Generasi Berakhlak Mulia 

Tanpa pemberian pendidikan kewargenegaraan yang berbasis ajaran agama, masyarakat milenial akan kehilangan ruh sebagai bangsa yang berakhlak. Oleh karenaya pendidikan kewargenegaraan yang optimal adalah mereka yang bisa menjadikan generasi mudanya kenal dan sadat ata pentingnya berakhlak mulia serta berbudi yang luhur. Betapa banyak kita dengan kerusakan moral yang terjadi di sekolah-sekolah yang kehilangan pendidikan kewarganegaraan yang optimal. Misalnya saat anak-anak muda di sebuah sekolah  membully guru mereka sendiri. Sungguh sesuatu yang patut kita perhatikan.

2. Menjadi Generasi yang Sadar Atas Hak dan Kewajiban sebagai Warna Negara

Saat kita keluar dari rumah, kita bisa melihat banyaknya masyarakat yang tidak sadar atas kewajiban mereka. Berapa banyak dari mereka yang tidak sadar pentingnya memakai helm, menanati rambu-rambu lalu lintas, dan saling menghormati antar pengguna jalan. Belum lagi saat kita berada di public place, berapa banyak dari mereka yang belum tahu kewajiban mereka untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret atau merusak fasilitas umum, apalagi mencurinya.

3. Pendidikan akan Membuat Indonesia menjadi Bangsa yang Besar

Tanpa pendidikan, generasi kita akan lahir tanpa adanya mimpi untuk menjadi warga negara yang besar. Warga negara yang memberikan kemanfaat bagi masyarakat lainnya. Tentu dengan pendidikan inilah kita akan sadar bahwa PR yang harus dikerjakan sebagai generasi yang akan melanjutkan kepemimpinan bangsa ini.

Disinilah peran kita sebagai para pendidik generasi. Memang sebuah tugas dan amanah yang tidak mudah, tapi akan membawa banyak pahala dan kebaikan pada kehhidupan kita.

Sekian ide dari saya, semoga Pendidikan Kewarnegaraan yang kita dapatkan dapat menyadarkan kita untuk menjadi pribadi dan warga negara yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Introducing Several Terms in the Basic Operation (English for Science and Technology)

As we know, Science and Technology have a ‘special’ term to their vocabulary. The following explanation will talk about the Basic Operation in term of English for Mathematics, Science, and Technology. This is the resume that I write after reading and learning “Inisiasi 1" written By Mr. Dasrul Danur. 1. Digits, Number, and Figures First of all, the digit is a single symbol of numerals. We use digits to show the sum or quantity of number. For instance, when we write in 2020, this word is consists of four digits. When we type a word or sentence, we also use digits. When we type “wonderful”, it means the word consists of eight letters. 2. Number In term of English for Science and Technology, a numeral becomes a symbol or name that stands for a number. For example, 1,2 3, 2012, and telephone number like 629176447265 are all numerals. In conclusion, the number stands for an idea and the numeral is how we write it. 3. Addition, Subtraction, Multiplication, Division ...

Guru: Jabatan Semiprofesional atau Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?

Sebutan jabatan 'semiprofesional' bagi para pengajar memang menyakitkan bagi kami para pengajar. Sebab dari profesi inilah para generasi penerus bangsa memulai ‘kehidupan mereka’. Apalagi para pahlawan tanpa tanda jasa ini seringkali menjadi kambing hitam atas permasalahan yang terjadi di negeri ini. Sebutan ini memang nyata adanya dan dibenarkan oleh Khoiruddin Bashori. Sebutan ini adalah dampak dari kebutuhan akan profesionalitas seorang guru, Tidak dapat dihindari, di era keterbukaan dengan tingkat kompetisi sedemikian tinggi seperti sekarang ini. Kutipnya  dalam artikel yang dipublikasikan oleh Media Indonesia. Menurutnya kebutuhan untuk mencapai dan mengembangkan standar, kriteria, atau tolok ukur keberhasilan bagi semua profesi telah meningkat pesat. Termasuk di dalamnya adalah standar profesionalisme guru yang terus naik. Menurut Psikolog Pendidikan Yayasan Sukma Jakarta ini, p ilihan UU jelas memosisikan guru sebagai seorang profesional. Menurut UU RI N...

Kurikulum 2013, Sudah Sesuaikah dengan Kebutuhan Anak-Anak?

Kurikulum 2013 memang jadi tantangan sendiri bagi guru, siswa dan orang tua. Sebab meski telah lebih dari 5 tahun berjalan, tantangan dalam menerapkan kurikulumnya ini cukup besar.  Sebagai seorang pengajar, beberapa kali saya bersinggungan dengan Kurikulum 2013. Meskipun tidak secara langsung menerapkan K13, karena saya bukanlah guru kelas yang harus menerapkan K13 dalam pendidikan Bahasa Inggris. Tantangan Kurikulum 2013 Kurikulum ini memang unik dan jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang menurut hemat penulis lebih berbasis pada text book . Kurikulum 2013 menjadi tantangan berat karena para pengajar harus selalu kreatif dalam menerapkan pembelajaran. Para pengajar tidak bisa lagi hanya duduk di kelas dan mengatakan, “Silahkan anak-anak, buka bukunya halam 15, nanti kita bahas bersama ya.” lalu pergi meninggalkan kelas atau menunggu mereka sambil bermain hp. Meskipun pada praktik di lapangan masih bisa kita jumpai model pembelajaran seperti ini. Kurikul...